LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA
KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN
PENENTUAN KELAS KELARUTAN
DISUSUN OLEH :
hesti nurmelis
(A1C118090)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020untuk melihat prosedur silahkan klik link dibawah ini https://hestinurmelis10.blogspot.com/search?updated-max=2020-02-04T05:04:00-08:00&max-results=11
VII. Data Pengamatan
7.1
Analisa Unsur
a.
Karbon dan Hidrogen
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
1-2
gram sebuk Cuo dipanaskan
|
Tidak
terjadi perubahan dan terlihat kering
|
Serbuk
Cuo yang dipanaskan ditambahkan 1/10 jumlah Cuo
|
Gula
meleleh dan bercampur dengan serbuk Cuo
|
Campuran
gula dan serbuk CuO dimasukkan kedalam tabung reaksi pyrex yang sudah
dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas. Pipa dialirkan kedalam gelas kimia
yang berisikan larutan Ca(OH)2
|
Terjadi
reaksi kimia yaitu mengeluarkan asap, gas, dan gelembung air serta terdapat
air yang mengembun di tabung reaksi bagian atas.
|
b.
Halogen
Tes
Bellstein
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Kawat
Cu dipanaskan
|
Terjadi
perubahan warna menjadi merah bata.
|
Ditambahkan
2 tetes n-heksana dan dipanaskan kembali
|
Terjadi
perubahan warna menjadi orange
|
Tes
CaO
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dipanaskan
kulit telur dalam tabung reaksi. Ditetesi n-heksana dan didihkam dengan air
suling kemudian ditambahkan HNO3 encer
|
Larutan
menjadi jernih, mengeluarkan bau dan timbul gelembung disekitar kulit telur
|
c.
Metode Leburan dengan Natrium
Belerang
Langkah kerja
|
Hasil kerja
|
Larutan
L (putih telur) diasamkan dengan asam pekat HCL kemudian dididihkan lalu
diperiksa gas yang dihasilkan menggunakan kertas saring yang diteteskan Pb
asetat 10> +larutan nitroproside
|
Timbul
gas dan bau yang tidak sedap serta terdapat endapan putih
|
Nitrogen
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
larutan L + 5 tetes FeSO4 + 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes KF 10% dan 2 ml NaOH sampai basa lalu dipanaskan
|
Larutan
yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terjadinya
endapan yang berwarna biru berlin
|
Halogen
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Larutan
L (putih telur+HCL) diasamkan dengan HNO3 encer, dididihkan untuk
menghilangkan HCN atau H2S+AgNO3 encer lalu dididihkan
lagi
|
Terdapat
endapan yang banyak berwarna coklat kehitaman
|
7.2
Penentuan kelas kelarutan
a. Kelarutan
dalam air
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram gula + 3ml suling diaduk
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan gula larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes minyak + 3ml air suling
diaduk kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung + 3ml air suling dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram garam + 3ml air suling dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi bening (+) dan larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur + 3ml air
suling dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
b. Kelarutan
dalam eter
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram gula + 3ml eter diaduk
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes minyak + 3ml eter dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung + 3ml eter dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram garam + 3ml eter dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur + 3ml eter dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram gula + 3ml NaOH 10% dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+) dan larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes minyak + 3ml NaOH 10% dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram tepung + 3ml NaOH 10% dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
0,1 gram garam + 3ml NaOH 10% dikocok
kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tidak larut
|
Langkah kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur + 3ml NaOH 10%
dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi keruh(+) dan tidak larut
|
d. Kelarutan
NaHCO3 5%
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaHCO3 5%
diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml NaHCO3 5%
diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaHCO3 5%
diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml NaHCO3 5%
diaduk kuat-kuat
|
Tidak ada gas CO2
(-)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml NaHCO3
5% diaduk kuat-kuat
|
ada gas CO2
(-)
|
e.
Kelarutan dalam HCL
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml HCL diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml HCL diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
f.
Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi kuning
kecoklatan(+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+) dan berwarna orange
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi berwarna
orange (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi keruh
tidak berwarna (-)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H2SO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi warna
merah hati (+)
|
g. Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi jernih
(+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 teetes minyak + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+) dan mengendap
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
Langkah
kerja
|
Hasil pengamatan
|
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H3PO4
diaduk kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+)
|
VII.
Pembahasan
Untuk mengetahui
kegunaan unsur pada senyawa bisa dilakukan identifikasi bahan yang termuat
dalam unsur suatu senyawa dan juga dengan melakukan penentuan kelarutan. Jika
kita dapat mengetahui bahan yang termuat dalam suatu senyawa maka kita dapat
melakukan penilaian pada rumus empiris dan rumus molekulnya. Untuk dapat
memperkirakan apakah antara senyawa satu dengan senyawa lainnya bisa bereaksi,
kita perlu mengetahui sifat kelarutan senyawa organik pelarut polar ataupun non
polar dan juga mengetahui perbedaan tingkat kelarutan senyawa.
8.1
Analisa unsur
Analisa unsur suatu
senyawa organik bertujuan untuk mengetahui kandungan karbondioksida dan air
yang terkadung didalam senyawa organik dengan cara membakar sampel. Pada
pembakaran unsur akan terjadi peningkatan pelarut karena karbondioksida dan air
yang yang diserap.
8.1.1
Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan yang praktikan
lakukan adalah mengidentifikasi unsur karbon dan hidrogen yang terkandung pada
senyawa organik yaitu gula. Setelah dilakukannya metode pembakaran pada
campuran gula dan serbuk Cuo, dimana peran dari CuO adalah sebagai oksidator
atau mempercepat reaksi dari pembakaran glukosa. Ketika gula dibakar bersama
CuO, warna dari gula berubah menjadi coklat dan semakin lama proses pembakaran
warna gula menjadi coklat kehitaman, perubahan warna yang terjadi ini karena
gula mengandung unsur karbon. Hasil pembakaran gula dan
CuO adalah gas yang dialirkan dengan pipa pengalir ke gelas kimia yang berisi
larutan kapur Ca(OH)2 yang kemudian larutan menjadi keruh yang
menghasilkan CaCO3 dan terdapat air yang mengembun di tabung reaksi
bagian atas dimana reaksinya adalah :
Ca(OH)2 + CO2
à
CaCO3 + H2O
Jadi hal ini
menunjukkan bahwa gula mengahsilkan gas yang berupa karbondioksida CO2 yang
berarti gula mengandung unsur karbon C dan juga menghasilkan H2O
yang dapat diamati pada air yang mengembun di tabung reaksi bagian atas.
8.1.2
Halogen
a.
Tes
bellstein
Pada tes bellstein kawat
tembaga Cu dipanaskan sampai kemerah-merahan kemudian kawat didinginkan, lalu
kawat ditetesi dengan n-heksane sebanyak 2 tetes dan dipanaskan kembali.
Berdasarkan literature tes bellstein untuk melihat kandungan halogen pada suatu
senyawa dan akan menghasilkan warna nyala yaitu hijau. Akan tetapi hasil yang
praktikan lakukan adalah berwarna orange. Yang berarti terjadi kesalahan, dapat
beruba kesalahan karena kawat tidak dalam keadaan yang bersih ataupun terkena
dengan zat lain. Warna hijau sendiri adalah tanda-tanda adanya kandungan
halogen yang terdat pada suatu senyawa.
b.
Tes
CaO
Pada tes CaO praktikan
menggunakan bahan pengganti yaitu kulit telur karena tidak tersedia CaO di
laboratorium. Jadi pada percobaan ini kulit telur dipanaskan didalam tabung
reaksi dengan suhu tinggi. Ketika masih panas titambahkan 2 tetes n-heksanae
pengganti dari CCl4. Pada saat diteteskan n-heksane kulit telur
menjadi gosong dan mengeluarkan bau. Setelah dingin, dipanaskan air suling
sebanyak 5-10 ml kemudian dituangkan kedalam gelas kimia yang berisikan HNO3
pekat. Disini praktikan mendapatkan hasil larutan menjadi jernih dan juga
mengeluarkan banyak mengeluarkan gelembung-gelembung air. Seharusnya langkah
selanjutnya adalah ditambahkan AgNO3 untuk membentuk unsur halogen
akan tetapi karena yang digunakan adalah n-heksane C6H14
maka tidak terdapat unsur halogen didalamnya. Berdasarkan literature larutan
yang terbentuk seharusnya berwarna hijau.
8.1.3
Metode leburan dengan Natrium
a.
Belerang
Diasamkan larutan L (putih
telur) dengan asam asetat karena mudah larut dalam air juga cepat bereaksi. Kemudian
didihkan dan terdapat gas yang berbau dengan menggunakan kertas saring basah
yang sudah ditetesi Pb-asetat 10% yang menghasilkan endapan putih. Kemudian
ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida. Berdasarkan literature pada saat
penambahan timbal asetat endapan yang dihasilkan berwarna coklat kehitaman, yang
menandakan adanya kendungan belerang. Akan tetapi hasil endapan yang praktikan
dapatkan adalah putih.
Na2S + CH3COOH
+ pb (CH3COO)2 à PbS + 2(CH3COONa)
b.
Nitrogen
Pada percobaan ini
larutan L (putih telur) diteteskan FeSO4 5 tetes, 1 tetes FeCl3
dan 5 tetes larutan KF 10% pada tahap ini terbentuk endapan hitam. Penambahan
KF berfungsi untuk mengidentifikasi adanya nitrogen dalam larutan. Kemudian
ditambahakan 1-2ml larutan NaOH 10% lalu dididihkan endapan yang berwarna hitam
berubah menjadi berwarna kuning jernih. Pada tahap ini belum terdapat belerang,
selanjutnya didinginkan dan di asamkan dengan asam sulfat encer 20-25% pada
tahap ini terbentuklah endapan biru berlin yang menandakan adanya nitrogen.
c.
Halogen
Pada percobaan ini
larutan L (putih telur) ditambahkan HNO3 mengalami perubahan menjadi
putih keruh dam juga menimbulkan bau tidak sedap yang menandakan terbentuknya H2S.
untuk menghilangkan bau kemudian didihkan 5-10 menit. Setelah didihkan terjadi
perubahan warna larutan menjadi kekuningan. Tahap selanjutnya ditambahkan AgNO3
ecer didapatkan larutan menjadi warna coklat. Kemudian dididihkan kembali dan
terbentuk endapan coklat dengan jumlah yang banyak.
8.1.4
Penentuan kelas kelarutan
a.
Kelarutan
dalam air
Pada percobaan kelarutan
dalam air praktikan menggunakan 5 sampel diantaranya yaitu : gula, minyak
sayur, tepung, garam dan putih telur. Pada saat gula 0,1 gram dilarutkan dengan
3ml air gula larut dalam air dan menghasilkan larutan jernih. Berdasarkan
literature air bersifat polar dan jika gula dapat larut dalam air dan
menghasilkan larutan yang jernih maka gula merupakan senyawa polar. Kemudian
sampel yang dapat larut dalam air dan mengahasilkan larutan yang jernih adalah
garam. Sedangkan minyak sayur, tepung dan putih telur tidak dapat larut dan
larutannya menjadi keruh, ini berarti sampel tersebut adalah senyawa non polar
sehingga tidak dapat larut dalam air. Sesuai prinsip like dissolve like
tergantung pada kepolaran senyawa.
b.
Kelarutan
dalam eter
Pada percobaan ini
digunakan juga sampel berupa gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Pada
uji kelarutan dalam eter hanya minyak dan putih telur yang dapat larut dalam
eter dan menghasilkan larutan yang jernih. Sedangkan gula dan garam tidak dapat
larut dalam eter tetapi menghasilkan larutan yang jernih, ini berarti gula dan
garam adalah senyawa ionic karena tidak dapat larut dalam eter tetapi larut
dalam air. Sedangkan tepung tidak dapat larut dalam eter dan menghasilkan
larutan keruh.
c.
Kelarutan
dalam NaOH 5%
Pada percobaan ini juga
digunakan 5 sampel yaitu, gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. NaOH
sebagai basa kuat yang merupakan senyawa polar untuk uji gugus basa. Pada
percobaan ini hanya gula yang dapat larut dalam NaOH 5% dan menghasilkan
larutan yang jernih karena gula dan NaOH bersifat polar. Sedangkan minyak, tepung,
garam dan putih telur tidak dapat larut dalam NaOH 5% dan menghasilkan larutan
keruh. Ini disebabkan karena minyak, tepung, garam dan putih telur adalah
senyawa non polar berbeda sifat kelarutannya dengan NaOH yang bersifat polar.
d.
Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
Pada percobaan ini juga
digunakan 5 sampel yaitu, gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Pada
percobaan ini NaHCO3 merupakan senyawa polar dan hanya putih terlur
yang menghasilkan gas CO2. Sedangkan 4 sampel lagi tidak menghasilkan
gas CO2.
e.
Kelarutan
dalam HCl
Pada percobaan ini
digunakan 5 sampel yaitu, , gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Pada
percobaan ini gula 0,1 gram ditambahakan 3 ml HCl 5% menghasilkan larutan yang
jernih. Pada percobaan ini semua sampel menjadi larutan yang jernih.
f.
Kelarutan
dalam H2SO4 pekat
Pada percobaan ini
digunakan gula sebagai sampel 0,1 gram kemudian ditambahakan 3 ml H2SO4
larutan menjadi kuning kecoklatan, sedangakan pada minyak larutan menjadi
jernih orange, kemudian pada sampel tepung larutan menjadi orange dan pada
garam larutan menjadi keruh tak berwarna serta yang terakhir putih telur
menghasilkan larutan dengan warna merah hati.
g.
Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
Pada percobaan ini juga
digunakan 5 sampel yaitu, gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Saat
gula 0,1 gram ditambahkan 3ml H3PO4 menghasilkan larutan
yang jernih, begitu juga dengan sampel minyak, garam, dan telur. Kecuali pada
tepung pada saat 0,1 gram tepung ditambah 3ml H3PO4 menghasilkan
larutan yang jernih namun mengendap.
IX.
Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa
pada metode leburan dengan natrium pada uji nitrogen diteteskan dengan larutan
KF 10% dan apa yang akan terjadi bila tidak diteteskan dengan KF 10% ?
2. Bagaimana
reaksi dan pengaruh penambahan AgNO3 pada uji CaO ?
3. Mengapa
tepung tidak dapat larut dalam air maupun eter ? dan termasuk senyawa apakah tepung
?
X.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Prinsip
dasar Analisa kualitatif adalah mengidentifikasi ada atau tidaknya sejumlah zat
maupun senyawa organik dalam analit.
2. Tahapan
kerja pada analisa unsur karbon dan hidrogen adalah memanaskan CuO dan gula
yang nanti gas yang dihasilkan dialirkan ke gelas kimia yang berisi Ca(OH)2.
Unsur halogen degan cara tes Bellstein yaitu memanaskan kawat tembaga Cu yang
kemudian diteteskan dengan n-heksane yang kemudian akan mengeluarkan warna
nyala. Tes CaO kulit telur dipanaskan dan ditambahkan n-heksane dan juga HNO3
berdasarkan endapan dengan penambahan AgNO3 akan diketatuhi kadungan
halogen yang terkadung. Percobaan belerang dididihkan dengan asam asetat, dan
juga Pb-asetat. Nitrogen dengan terjadinya endapan biru berlin dengan
diidentifikasi nitrogen menggunakan FeSO4, FeCl3 dan KF
5%. Serta NaOH dan asam asetat. Halogen ditambahkan HNO3 terbentuk H2S
untuk menghilangkan bau maka dididihkan kemudian dengan AgNO3
terbentuk endapa coklat. Penentuan kelas
kelarutan dengan menggunakan sampel sebanyak 5 macam yaitu, gula, minyak,
tepung, garam dan putih telur dikocok bersama pelarut tertentu.
3. Menganalisa
larutan unknown yaitu larutan L yang berupa putih telur pada metode leburan
dengan natrium pada uji belerang, nitrogen dan halogen.
XI.
Manfaat
Praktikan dapat
mengetahui cara mengidentifikasi suatu senyawa organik yang terkandung didalam
sampel, sehingga praktikan dapat mengembangkan kemampuannya dengan pengalaman
dan ilmu baru yang didapatkan.
XII.
Daftar Pustaka
Day,
R.A dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.
.(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
diakses pada 26 Januari 2020.
Rejeki,
Sri. 2014. Distribusi Kandungan Karbon Organik Total dan Fosfat diperairan
sayung. Jurnal Oseknografi. Volume 3. Nomor 1 : Demak.
Sahidin,
dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik Farmasi. Kendari : unhan.
Tim
Kimia Organik . 2016. Penuntun Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi.
proses penambahan pelarut dalam suatu sampel
penetesan n-heksana pada kawat tembaga
bahan-bahan yang dugunakan pada percobaan 1
pembakaran kawat tembaga
untuk melihat praktikum yang kami lakukan silahkan klik link dibawah ini :
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusSaya Nisa Aprylina akan menjawab pertanyaan no 3
Tepung tidak dapat larut didalam air dikarenakan didalam tepung mengandung protein berupa gluten, yang bersifat kenyal dan elastis.
Tepung juga tidak dapat larut dalam eter dikarenakan tepung mengandung kolin. Kolin yang terdapat didalam tepung tidak dapat larut dalam eter/benzene. Tepung merupakan senyawa yang tersusun oleh Pati yang berupa amilosa, amilopektin dan karbohidrat.
Sekian terima kasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Saya Sari Bulan A1C118065 akan membantu menjawab nomor 2, ketika ditambah AgNO3 persamaan reaksinya adalah
BalasHapusCaCl2(aq) + 2 AgNO3(aq) -------> 2AgCl(s) + Ca(NO3)2(aq)
Saat penambahan AgNO3 akan terbentuk endapan AgCl
Assalamualaikum wr wb
BalasHapusSaya Rismayanti dengan NIM A1C118007, Saya akan menjawab pertanyaan no 1
jadi mengapa pada metode leburan dengan natrium pada uji nitrogen diteteskan dengan larutan KF 10% dan apa yang akan terjadi bila tidak diteteskan dengan KF 10% karena KF merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam percobaan metode leburan pada nitrogen untuk mendapatkan endapan biru berlin.
jika KF tidak ada maka percobaan ini tidak akan berhasil karena tidak akan terbentuk endapan biru berlin seperti yang diharapkan.
semoga membantu
Terimakasih
Wassalaamualaikum wr wb