Selasa, 04 Februari 2020

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN


LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA KUALITATIF  UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN



                       DISUSUN OLEH :
                        hesti nurmelis
                         (A1C118090)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020untuk melihat prosedur silahkan klik link dibawah ini 
https://hestinurmelis10.blogspot.com/search?updated-max=2020-02-04T05:04:00-08:00&max-results=11

VII.     Data Pengamatan
7.1          Analisa Unsur
a.              Karbon dan Hidrogen
Langkah kerja
Hasil pengamatan
1-2 gram sebuk Cuo dipanaskan
Tidak terjadi perubahan dan terlihat kering
Serbuk Cuo yang dipanaskan ditambahkan 1/10 jumlah Cuo
Gula meleleh dan bercampur dengan serbuk Cuo
Campuran gula dan serbuk CuO dimasukkan kedalam tabung reaksi pyrex yang sudah dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas. Pipa dialirkan kedalam gelas kimia yang berisikan larutan Ca(OH)2
Terjadi reaksi kimia yaitu mengeluarkan asap, gas, dan gelembung air serta terdapat air yang mengembun di tabung reaksi bagian atas.
b.             Halogen
Tes Bellstein
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Kawat Cu dipanaskan
Terjadi perubahan warna menjadi merah bata.
Ditambahkan 2 tetes n-heksana dan dipanaskan kembali
Terjadi perubahan warna menjadi orange

Tes CaO
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dipanaskan kulit telur dalam tabung reaksi. Ditetesi n-heksana dan didihkam dengan air suling kemudian ditambahkan HNO3 encer
Larutan menjadi jernih, mengeluarkan bau dan timbul gelembung disekitar kulit telur



c.              Metode Leburan dengan Natrium
Belerang
Langkah kerja
Hasil kerja
Larutan L (putih telur) diasamkan dengan asam pekat HCL kemudian dididihkan lalu diperiksa gas yang dihasilkan menggunakan kertas saring yang diteteskan Pb asetat 10> +larutan nitroproside
Timbul gas dan bau yang tidak sedap serta terdapat endapan putih
Nitrogen
Langkah kerja
Hasil pengamatan
larutan L + 5 tetes FeSO4 + 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes KF 10% dan 2 ml NaOH sampai basa lalu dipanaskan
Larutan yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terjadinya endapan yang berwarna biru berlin
Halogen
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Larutan L (putih telur+HCL) diasamkan dengan HNO3 encer, dididihkan untuk menghilangkan HCN atau H2S+AgNO3 encer lalu dididihkan lagi
Terdapat endapan yang banyak berwarna coklat kehitaman
         7.2            Penentuan kelas kelarutan
a.       Kelarutan dalam air
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml suling diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan gula larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml air suling diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut


Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi bening (+) dan larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml air suling dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut
b.      Kelarutan dalam eter
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml eter diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih  (+) dan tidak larut





Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml eter dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan larut
c.       Kelarutan dalam NaOH 10%
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh (-) dan tidak larut

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml NaOH 10% dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi keruh(+) dan tidak larut
d.      Kelarutan NaHCO3 5%
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)





Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
Tidak ada gas CO2 (-)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml NaHCO3 5% diaduk kuat-kuat
ada gas CO2 (-)
e.       Kelarutan dalam HCL
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     




Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
                                                                     
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur+ 3ml HCL diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
f.       Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi kuning kecoklatan(+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes minyak + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan berwarna orange

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi berwarna orange (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi keruh tidak berwarna (-)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H2SO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi warna merah hati (+)




g.      Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 teetes minyak + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+) dan mengendap

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 0,1 gram garam + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

Langkah kerja
Hasil pengamatan
Dimasukkan 3 tetes putih telur + 3ml H3PO4 diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

VII.          Pembahasan
Untuk mengetahui kegunaan unsur pada senyawa bisa dilakukan identifikasi bahan yang termuat dalam unsur suatu senyawa dan juga dengan melakukan penentuan kelarutan. Jika kita dapat mengetahui bahan yang termuat dalam suatu senyawa maka kita dapat melakukan penilaian pada rumus empiris dan rumus molekulnya. Untuk dapat memperkirakan apakah antara senyawa satu dengan senyawa lainnya bisa bereaksi, kita perlu mengetahui sifat kelarutan senyawa organik pelarut polar ataupun non polar dan juga mengetahui perbedaan tingkat kelarutan senyawa.
                     8.1            Analisa unsur
Analisa unsur suatu senyawa organik bertujuan untuk mengetahui kandungan karbondioksida dan air yang terkadung didalam senyawa organik dengan cara membakar sampel. Pada pembakaran unsur akan terjadi peningkatan pelarut karena karbondioksida dan air yang yang diserap.
               8.1.1            Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan yang praktikan lakukan adalah mengidentifikasi unsur karbon dan hidrogen yang terkandung pada senyawa organik yaitu gula. Setelah dilakukannya metode pembakaran pada campuran gula dan serbuk Cuo, dimana peran dari CuO adalah sebagai oksidator atau mempercepat reaksi dari pembakaran glukosa. Ketika gula dibakar bersama CuO, warna dari gula berubah menjadi coklat dan semakin lama proses pembakaran warna gula menjadi coklat kehitaman, perubahan warna yang terjadi ini karena gula mengandung unsur karbon. Hasil pembakaran gula dan CuO adalah gas yang dialirkan dengan pipa pengalir ke gelas kimia yang berisi larutan kapur Ca(OH)2 yang kemudian larutan menjadi keruh yang menghasilkan CaCO3 dan terdapat air yang mengembun di tabung reaksi bagian atas dimana reaksinya adalah :
Ca(OH)2 + CO2 à CaCO3 + H2O
Jadi hal ini menunjukkan bahwa gula mengahsilkan gas yang berupa karbondioksida CO2 yang berarti gula mengandung unsur karbon C dan juga menghasilkan H2O yang dapat diamati pada air yang mengembun di tabung reaksi bagian atas.
               8.1.2            Halogen
a.      Tes bellstein
Pada tes bellstein kawat tembaga Cu dipanaskan sampai kemerah-merahan kemudian kawat didinginkan, lalu kawat ditetesi dengan n-heksane sebanyak 2 tetes dan dipanaskan kembali. Berdasarkan literature tes bellstein untuk melihat kandungan halogen pada suatu senyawa dan akan menghasilkan warna nyala yaitu hijau. Akan tetapi hasil yang praktikan lakukan adalah berwarna orange. Yang berarti terjadi kesalahan, dapat beruba kesalahan karena kawat tidak dalam keadaan yang bersih ataupun terkena dengan zat lain. Warna hijau sendiri adalah tanda-tanda adanya kandungan halogen yang terdat pada suatu senyawa.
b.      Tes CaO
Pada tes CaO praktikan menggunakan bahan pengganti yaitu kulit telur karena tidak tersedia CaO di laboratorium. Jadi pada percobaan ini kulit telur dipanaskan didalam tabung reaksi dengan suhu tinggi. Ketika masih panas titambahkan 2 tetes n-heksanae pengganti dari CCl4. Pada saat diteteskan n-heksane kulit telur menjadi gosong dan mengeluarkan bau. Setelah dingin, dipanaskan air suling sebanyak 5-10 ml kemudian dituangkan kedalam gelas kimia yang berisikan HNO3 pekat. Disini praktikan mendapatkan hasil larutan menjadi jernih dan juga mengeluarkan banyak mengeluarkan gelembung-gelembung air. Seharusnya langkah selanjutnya adalah ditambahkan AgNO3 untuk membentuk unsur halogen akan tetapi karena yang digunakan adalah n-heksane C6H14 maka tidak terdapat unsur halogen didalamnya. Berdasarkan literature larutan yang terbentuk seharusnya berwarna hijau.
               8.1.3            Metode leburan dengan Natrium
a.      Belerang
Diasamkan larutan L (putih telur) dengan asam asetat karena mudah larut dalam air juga cepat bereaksi. Kemudian didihkan dan terdapat gas yang berbau dengan menggunakan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10% yang menghasilkan endapan putih. Kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida. Berdasarkan literature pada saat penambahan timbal asetat endapan yang dihasilkan berwarna coklat kehitaman, yang menandakan adanya kendungan belerang. Akan tetapi hasil endapan yang praktikan dapatkan adalah putih.
Na2S + CH3COOH + pb (CH3COO)2 à PbS + 2(CH3COONa)
b.      Nitrogen
Pada percobaan ini larutan L (putih telur) diteteskan FeSO4 5 tetes, 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10% pada tahap ini terbentuk endapan hitam. Penambahan KF berfungsi untuk mengidentifikasi adanya nitrogen dalam larutan. Kemudian ditambahakan 1-2ml larutan NaOH 10% lalu dididihkan endapan yang berwarna hitam berubah menjadi berwarna kuning jernih. Pada tahap ini belum terdapat belerang, selanjutnya didinginkan dan di asamkan dengan asam sulfat encer 20-25% pada tahap ini terbentuklah endapan biru berlin yang menandakan adanya nitrogen.
c.       Halogen
Pada percobaan ini larutan L (putih telur) ditambahkan HNO3 mengalami perubahan menjadi putih keruh dam juga menimbulkan bau tidak sedap yang menandakan terbentuknya H2S. untuk menghilangkan bau kemudian didihkan 5-10 menit. Setelah didihkan terjadi perubahan warna larutan menjadi kekuningan. Tahap selanjutnya ditambahkan AgNO3 ecer didapatkan larutan menjadi warna coklat. Kemudian dididihkan kembali dan terbentuk endapan coklat dengan jumlah yang banyak.
               8.1.4            Penentuan kelas kelarutan
a.      Kelarutan dalam air
Pada percobaan kelarutan dalam air praktikan menggunakan 5 sampel diantaranya yaitu : gula, minyak sayur, tepung, garam dan putih telur. Pada saat gula 0,1 gram dilarutkan dengan 3ml air gula larut dalam air dan menghasilkan larutan jernih. Berdasarkan literature air bersifat polar dan jika gula dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang jernih maka gula merupakan senyawa polar. Kemudian sampel yang dapat larut dalam air dan mengahasilkan larutan yang jernih adalah garam. Sedangkan minyak sayur, tepung dan putih telur tidak dapat larut dan larutannya menjadi keruh, ini berarti sampel tersebut adalah senyawa non polar sehingga tidak dapat larut dalam air. Sesuai prinsip like dissolve like tergantung pada kepolaran senyawa.
b.      Kelarutan dalam eter
Pada percobaan ini digunakan juga sampel berupa gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Pada uji kelarutan dalam eter hanya minyak dan putih telur yang dapat larut dalam eter dan menghasilkan larutan yang jernih. Sedangkan gula dan garam tidak dapat larut dalam eter tetapi menghasilkan larutan yang jernih, ini berarti gula dan garam adalah senyawa ionic karena tidak dapat larut dalam eter tetapi larut dalam air. Sedangkan tepung tidak dapat larut dalam eter dan menghasilkan larutan keruh.
c.       Kelarutan dalam NaOH 5%
Pada percobaan ini juga digunakan 5 sampel yaitu, gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. NaOH sebagai basa kuat yang merupakan senyawa polar untuk uji gugus basa. Pada percobaan ini hanya gula yang dapat larut dalam NaOH 5% dan menghasilkan larutan yang jernih karena gula dan NaOH  bersifat polar. Sedangkan minyak, tepung, garam dan putih telur tidak dapat larut dalam NaOH 5% dan menghasilkan larutan keruh. Ini disebabkan karena minyak, tepung, garam dan putih telur adalah senyawa non polar berbeda sifat kelarutannya dengan NaOH yang bersifat polar.
d.      Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Pada percobaan ini juga digunakan 5 sampel yaitu, gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Pada percobaan ini NaHCO3 merupakan senyawa polar dan hanya putih terlur yang menghasilkan gas CO2. Sedangkan 4 sampel lagi tidak menghasilkan gas CO2.
e.      Kelarutan dalam HCl
Pada percobaan ini digunakan 5 sampel yaitu, , gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Pada percobaan ini gula 0,1 gram ditambahakan 3 ml HCl 5% menghasilkan larutan yang jernih. Pada percobaan ini semua sampel menjadi larutan yang jernih.
f.      Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Pada percobaan ini digunakan gula sebagai sampel 0,1 gram kemudian ditambahakan 3 ml H2SO4 larutan menjadi kuning kecoklatan, sedangakan pada minyak larutan menjadi jernih orange, kemudian pada sampel tepung larutan menjadi orange dan pada garam larutan menjadi keruh tak berwarna serta yang terakhir putih telur menghasilkan larutan dengan warna merah hati.
g.       Kelarutan dalam H3PO4 pekat

Pada percobaan ini juga digunakan 5 sampel yaitu, gula, minyak, tepung, garam, dan putih telur. Saat gula 0,1 gram ditambahkan 3ml H3PO4 menghasilkan larutan yang jernih, begitu juga dengan sampel minyak, garam, dan telur. Kecuali pada tepung pada saat 0,1 gram tepung ditambah 3ml H3PO4 menghasilkan larutan yang jernih namun mengendap.

 IX.            Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Mengapa pada metode leburan dengan natrium pada uji nitrogen diteteskan dengan larutan KF 10% dan apa yang akan terjadi bila tidak diteteskan dengan KF 10% ?
2.      Bagaimana reaksi dan pengaruh penambahan AgNO3 pada uji CaO ?
3.      Mengapa tepung tidak dapat larut dalam air maupun eter ? dan termasuk senyawa apakah tepung ?




    X.            Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.      Prinsip dasar Analisa kualitatif adalah mengidentifikasi ada atau tidaknya sejumlah zat maupun senyawa organik dalam analit.
2.      Tahapan kerja pada analisa unsur karbon dan hidrogen adalah memanaskan CuO dan gula yang nanti gas yang dihasilkan dialirkan ke gelas kimia yang berisi Ca(OH)2. Unsur halogen degan cara tes Bellstein yaitu memanaskan kawat tembaga Cu yang kemudian diteteskan dengan n-heksane yang kemudian akan mengeluarkan warna nyala. Tes CaO kulit telur dipanaskan dan ditambahkan n-heksane dan juga HNO3 berdasarkan endapan dengan penambahan AgNO3 akan diketatuhi kadungan halogen yang terkadung. Percobaan belerang dididihkan dengan asam asetat, dan juga Pb-asetat. Nitrogen dengan terjadinya endapan biru berlin dengan diidentifikasi nitrogen menggunakan FeSO4, FeCl3 dan KF 5%. Serta NaOH dan asam asetat. Halogen ditambahkan HNO3 terbentuk H2S untuk menghilangkan bau maka dididihkan kemudian dengan AgNO3 terbentuk endapa  coklat. Penentuan kelas kelarutan dengan menggunakan sampel sebanyak 5 macam yaitu, gula, minyak, tepung, garam dan putih telur dikocok bersama pelarut tertentu.
3.      Menganalisa larutan unknown yaitu larutan L yang berupa putih telur pada metode leburan dengan natrium pada uji belerang, nitrogen dan halogen.

 XI.            Manfaat
Praktikan dapat mengetahui cara mengidentifikasi suatu senyawa organik yang terkandung didalam sampel, sehingga praktikan dapat mengembangkan kemampuannya dengan pengalaman dan ilmu baru yang didapatkan.


                      XII.            Daftar Pustaka

Day, R.A dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.


Rejeki, Sri. 2014. Distribusi Kandungan Karbon Organik Total dan Fosfat diperairan sayung. Jurnal Oseknografi. Volume 3. Nomor 1 : Demak.

Sahidin, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik Farmasi. Kendari : unhan.

Tim Kimia Organik . 2016. Penuntun Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi.



XIII. LAMPIRAN
                                            proses penambahan pelarut dalam suatu sampel
                                             penetesan n-heksana pada kawat tembaga
                                            bahan-bahan yang dugunakan pada percobaan 1
                                                        pembakaran kawat tembaga
untuk melihat praktikum yang kami lakukan silahkan klik link dibawah ini :

https://youtu.be/IJ0i_M-svsY

3 komentar:

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
    Saya Nisa Aprylina akan menjawab pertanyaan no 3
    Tepung tidak dapat larut didalam air dikarenakan didalam tepung mengandung protein berupa gluten, yang bersifat kenyal dan elastis.
    Tepung juga tidak dapat larut dalam eter dikarenakan tepung mengandung kolin. Kolin yang terdapat didalam tepung tidak dapat larut dalam eter/benzene. Tepung merupakan senyawa yang tersusun oleh Pati yang berupa amilosa, amilopektin dan karbohidrat.
    Sekian terima kasih
    Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  2. Saya Sari Bulan A1C118065 akan membantu menjawab nomor 2, ketika ditambah AgNO3 persamaan reaksinya adalah
    CaCl2(aq) + 2 AgNO3(aq) -------> 2AgCl(s) + Ca(NO3)2(aq)
    Saat penambahan AgNO3 akan terbentuk endapan AgCl

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wr wb
    Saya Rismayanti dengan NIM A1C118007, Saya akan menjawab pertanyaan no 1
    jadi mengapa pada metode leburan dengan natrium pada uji nitrogen diteteskan dengan larutan KF 10% dan apa yang akan terjadi bila tidak diteteskan dengan KF 10% karena KF merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam percobaan metode leburan pada nitrogen untuk mendapatkan endapan biru berlin.
    jika KF tidak ada maka percobaan ini tidak akan berhasil karena tidak akan terbentuk endapan biru berlin seperti yang diharapkan.
    semoga membantu
    Terimakasih
    Wassalaamualaikum wr wb

    BalasHapus

JURNAL PRAKTIKUM KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I HESTI NURMELIS (A1C118090) REGULER A 2018 DOSEN PENGAMPU Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M...