JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
HESTI NURMELIS
(A1C118090)
REGULER A 2018
DOSEN PENGAMPU
Dr.Drs.
SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN 7
I.
Judul
: Pembuatan
Sikloheksanon
II.
Hari,
Tanggal : Rabu, 22 April 2020
III.
Tujuan
:
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah :
1. Dapat
melakukan oksidasi alkohol sekunder alisiklik
2. Dapat
memahami bahwa tidak hanya alkohol sekunder alifatis biasa saja yang dapat
dioksidasi tetapi juga alkohol sekunder alifatik.
IV.
Landasan
Teori
Oksidasi alkohol
sekunder alisiklis menjadi keton alisiklis dengan oksidator kalium dikromat dalam
suasana asam adalah pembuatan sikloheksanon.
C6H11-OH
Ã
C6H11 = O + H2O
Mekanisme reaksinya :
Cr2O72-
+ 14H+ + 3e à 2Cr3+ + 7H2O
H – C – OH Ã
C = O + 2e
Tingkat oksidasi
C dalam sikloheksanon adalah nol, sedangkan dalam sikloheksanon adalah 2+ pembentukan
sikloheksanon ada tahap oksidasi melalui reaksi eliminasi dari alkil ester asam
kromatnya. Kondisi, optimum untuk reaksi redoks pada suhu 55-60 C˚. Tahap
pemisahan sikloheksanon dari campuran reaksinya dan pemurniannya dilakukan
berdasarkan sifat fisik (Tim Kimia Organik I).
Senyawa yang mengendung
gugus fungsional –OH disebut alkohol. Gugus –OH
berikatan kovalen dengan atom karbon dalam molekul alkohol, dan
molekul-molekul tersebut tidak terorientasi didalam air menghasilkan ion –OH.
Alkohol paling sederhana adalah methanol, CH3OH yang disebut metil
alkohol. Jika jumlah atm karbon dalam molekul alkohol lebih besar dari dua, ada
beberapa isomer yang mungkin bergantung pada letak gugus –OH seperti pada sifat
alami rantai karbon (Goldberg, 2004).
Keton adalah
suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah juga dapat dikatakan senyawa
organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. keton
tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbram,
1992).
Menurut
Mulyaman (2015), alcohol dengan sekurang-kurangnya satu hidrogen melekat pada
karbon pembawa hidroksil dapat dioksidasi menjadi senyawa karbonil. Alcohol
primer menghasilkan aldehida, yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam
karboksilat. Alcohol sekunder menghasilkan keton. Perhatikan bahwa sewaktu
alcohol dioksidasi menjadi aldehida atau keton dan kemudian menjadi asam
karboksilat, jumlah ikatan diantara atom karbon reaktif dan atom oksigen
meningkat dari satu menjadi dua dan menjadi tiga. Dengan kata lain, kita
katakana bahwa bilangan oksidasi karbon itu naik sewaktu kita bergerak dari
alcohol menjadi aldehida atau keton, lalu menjadi asam karboksilat. Alcohol
tersier, karena tidak memiliki atom hidrogen pada karbon pembawa hidroksil,
tidak menjalani reaksi oksidasi.
![Description: ab](file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Dalam reaksi
organik tidak gampang untuk menyatakan bahwa atom karbon itu memperoleh atau
kehilangan electron, oksidasi dan reduksi adalah reaksi yang biasa. Jika sebuah
atom atau molekul memperoleh oksigen atau kehilangan hydrogen maka molekul itu
teroksidasi. Jika sebuah atom atau molekul kehilangan oksigen atau memperoleh
hidrogen maka molekul tereduksi (Fessenden, 1986).
V.
Alat
dan Bahan
5.1
Alat
1.
Gelas kimia
2.
Erlenmeyer
3.
Labu bundar
4.
Alat destilasi
5.
Corong
6.
Penangas udara
5.2
Bahan
1. Kalium
dikromat
2. Asam
sulfat pekat
3. Sikloheksanol
4. Petroleum
eter
5. Magnesium
sulfat anhidrat
VI.
Prosedur
1. Dilarutkan
20,5 gr kalium dikromat dengan 100 ml air dalam gelas kimia 200 ml
2. Ditambahkan
18 gr asam sulfat pekat, lalu didinginkan campuran ini sampai 30 derajat
3. Dimasukkan
10 gr sikloheksanol dalam Erlenmeyer atau labu bundar 250 ml dan kedalam labu
ini ditambahkan larutan dikromat sedikit demi sedikit.
4. Digoncang
labu sampai campuran reaksi bisa tercampur dengan baik dn diamati suhu
campuran. Campuran akan menjadi panas dan apabila suhu mulai 55 derajat
didinginkan bagian luar labu dalam air dingin.
5. Diataur
pendinginan agar supaya suhu campuran tidak melebihi 60 derajat lagi,
didinginkan di udara kira-kiira setengah jam, sambil sekali-kali digoncangkan.
6. Dipindahkan
campuran reaksi kedalam labu bundar 500 ml
7. Diambahkan
100 ml air, kemudian pasang pendingin untuk destilasi. Campuran destilasi
sampai diperoleh kira-kira 65 ml destilat yang terdiri dari dua lapisan,
lapisan air dan lapisan sikloheksanol.
8. Dijenuhkan
campuran reaksi dengan garam NaCl kira-kira diperlukan 13 gr kemudian
dipisahkan lapisan sikloheksanon atas.
9. Lapisan
air diekstraksi dengan 3 gr natrium atau magnesium sulfat anhidrat.
10. Disaring
larutan kering ini ke dalam destilasi kecil, keluarkan pelarutnya dengan cara
destilasi diatas penangas air tanpa api.
11. Akhirnya
residu sikloheksanon didestilasi diatas penangas udara atau diatas kaca
berasbes.
12. Dikumpulkan
fraksi 154-156 derajat.
13. Ditentukan
pula indeks biasanya. Hasil percobaan sekitar 6,3 gr. Dari data ini, hitunglah
rendemen praktis dan rendemen teoritis.
VII. Permasalahan
1. Mengapa
pada pembuatan sikloheksanon oksidator yang digunakan harus dalam keadaan asam
agar berjalan lebih cepat, kenapa tidak dengan keadaan basa saja ? Jelaskan!
2. Pada
pembuatan sikloheksanon suhu sangat berpengaruh yaitu larutan harus pada suhu
berkisar 50-60 C°. Mengapa harus berkisar di suhu tersebut ? Apa yang akan
terjadi bila suhu kurang atau lebih dari yang seharusnya ? Jelaskan!
3. Pada
pembuatan sikloheksanon terjadi reaksi oksidasi sikloheksanol dengan bantuan
oksidator kalium dikromat. Tuliskan reaksi oksidasi yang terjadi! Dan pada pada
pembuatan sikloheksanon digunakan zat anhidrat. Apa fungsi dari zat anhidrat
tersebut ?
Link Video :
https://youtu.be/29AgX-2Zig8
Link Video :
https://youtu.be/29AgX-2Zig8
assalamu'alaikum wr wb
BalasHapusperkenalkan saya NADA FITRI RAHMAN (nim : A1C118057) reguler A 18 pendidikan kimia FKIP UNJA
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari hesti nomor 2
yang mana suhu harus berkisar 55-60 derajat Celsius itu dikarenakan suhu itu merupakan suhu optimum untuk kondisi untuk reaksi redoks dan dalam pembentukan sikloheksanon ini didahului dengan tahap oksidasi melalui reaksi eliminasi dari alkil ester asam kromatnya
nanti setelah didinginkan barulah suhu turun dan biasanya konstan di 30 derajat celsius
jika suhu kurang/pun lebih bisa saja nanti hasil pada pembuatan sikloheksanon kecil kemungkinan untuk berhasil
terimakasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSalam sejahtera,
BalasHapusPerkenalkan Saya :
Nama : Trixie Fedora Ima Gulo
NIM : A1C118077
Saya menjawab permasalahan anda yang berada pada nomor 3 yang berbunyi "Pada pembuatan sikloheksanon terjadi reaksi oksidasi sikloheksanol dengan bantuan oksidator kalium dikromat. Tuliskan reaksi oksidasi yang terjadi! Dan pada pada pembuatan sikloheksanon digunakan zat anhidrat. Apa fungsi dari zat anhidrat tersebut ?". Reaksi kimia yang terjadi saat pembuatan sikloheksanon dari sikloheksanol menggunakan kalium dikromat adalah:
3(C6H12O) + Cr2O7 2- + 8H+ ---> 3(C6H10O) + 7H2O + 2Cr 3+
Jadi dengan menggunakan suatu kalium dikromat yang merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi suatu alkohol sekunder dan menghasilkan suatu senyawa keton lebih tepatnya adalah sikloheksanon.
Pada pembuatan sikloheksanon digunakan suatu zat anhidrat yang disini berfungsi sebagai tahapan pengekstraksian suatu lapisan air molekul yang terlarut dalam lapisan sikloheksanol sehingga air terserap oleh zat anhidrat tersebut.
Terima Kasih, Semoga dapat membantu.
Selamat malam.saya Paulina Erika Manurung (062) ingin membantu menjawab no 1. Karena asam digunakan untuk melakukan proses protonasi alkohol dan juga melakukan proses pembentukan regen jobs dengan cara menurunkan biloks dari ion dikromar.jadi bila dikromatnya masih +6 diturunkan menjadi +3 , oleh sebab itu dalam keadaan basa tidak bisa dikarenakan akan mendapatkan hasil yang berbeda bukan .Melakukan oksidasi akan tetapi beda hasilnya
BalasHapus