JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
HESTI NURMELIS
(A1C118090)
REGULER A 2018
DOSEN PENGAMPU
Dr.Drs.
SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
PERCOBAAN 6
I.
Judul
: Reaksi-reaksi
Alkohol dan Fenol
II.
Hari,
Tanggal : Rabu, 15 April 2020
III.
Tujuan
:
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah :
1. Dapat
mengetahui sifat-sifat antara alcohol dan fenol
2. Dapat
mengetahui jenis-jenis dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara
senyawa-senyawa alcohol dan fenol.
3. Dapat
mengetahui azas-azas dari reaksi tersebut pada b.
IV.
Landasan
Teori
alkohol dan
fenol punya gugus OH- akan terjadi ikatan hidrogen antara molekul
dan senyawa lain seperti air H-OH. Senyawa golongan ini sangat mudah larut
dalam air. NaOH bila direaksikan dengan fenol dan alkohol maka akan terbentuk
garam natrium yang larut dalam air. Atom H pada gugus OH- dalam
fenol dan alkohol dapat dihilangkan oleh natrium yang kemudian terbentuk
alkoksida, basa kuat merupakan oksidator pada reaksi organik.
Pada pengujian
lucas menggunakan reagen larutan seng klorida dalam HCl pekat. Untuk menguji
perbedaan kecepatan dari alkohol-alkohol primer, sekunder dan tersier diubah
menjadi klorida. Alkohol bereaksi mengahasilkan alkil klorida yang tak larut
yang timbul larutan dengan lapisan terpisah dengan suspense keruh. Jika alkohol
sekunder bereaksi akan menghasilkan larutan bening. Ada gugus R tidak punya
atom C yang banyak dan akan membentuk klorida larutan yang keruh dalam 5 menit.
Pada alkohol primer yang direaksikan tidak mengalami perubahan jadi klorida
pada beberapa waktu dengan suhu kamar.
Gugus OH-
pada fenol mengakibatkan cicin benzene reaktif terhadap substitusi elektrofilik,
berlangsung pada keadaan lemah dengan air brom, fenol menjadi
2,4,6-tribromofenol kelarutan dalam air rendah. Fenol digunakan untuk uji
kualitatif dan uji kuantitatif untuk banyak fenol (Tim Kimia Organik I, 2020).
Fenol punya
subsituen pada kelarutan orto, meta dan fara. Fenol berguna untuk sintesis
seyawa aromatis. Turunan senyawa fenol (fenolat) benyak terjadi secara alami
sebagai flavonoid alkonoid dan senyawa fenolat lainnya. Contoh dari senyawa
fenol adalah eugenal merupakan minyak dalam cengkeh (Ritmaleni,2013).
Alkohol memiliki
turunan alkil halide dari reaksi subsitusi senyawa halogen. Dari reaksi
oksidasi memiliki turunan aldehid, keton, eter, ester dan as. Karboksilat saat
bereaksi dengan logam alkali membentuk garam alkoksida. Saat alkohol mengalami
dehidrasi maka akan terbentu senyawa tak jenuh. Ini disebebkan alkohol mudah
bereaksi jadi alkohol ini sangat diperlukan dalam kimia organik. Ada sifat
fisik dan kimia alkohol yaitu :
1. Titik
didih, makin panjang rantai hidrokarbon titik didih makin tinggi ini berat
molekul juga makin tinggi. Alkhol berisomer titik didihnya berbeda.
2. Ikatan
Hidrogen, ikatan hidrogen dari alkohol memiliki muatan parsial positif
berinteraksi dengan atom oksigen yang bersifat elektronegatif punya pasangan
electron bebas.
3. Efek
gaya Van Der Waals interaksi dipol-dipol meningkat berat molekul alkohol juga
bertambah.
4. Kelarutan
dalam air, sempurna kelarutan nya alkohol dalam air. Akan berkurang jika rantai
hidrokerbon bertambah panjang.
5. Sifat
keasaman atau kebasaan alkohol, bisa larut dalam asam dan basa.
Menurut Hart
(2012), adapun perbedaan dari senyawa alkohol dan fenol adalah sebagai berikut
:
a.
Fenol
1. Bersifat
asam
2. Bereaksi
dengan logam Na atau PX3
3. Tidak
bereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asli halide
4. Halide
(RCOX) membentuk ester
b.
Alkohol
1. Bersifat
netral
2. Tidak
bereaksi dengan basa
3. Bereaksi
dengan logam Na atau PX3
4. Bereaksi
dengan RCOOH namun bereaksi dengan asli halide
5. (RCOX)
membentuk ester
Alkohol memiliki pKa
yang bervariasi tergantung didalam larutan apa alkoholitu berada. Pada larutan
encer dalam air, alkohol memiliki pKa hampir sama dengan pKa air. Sebenarnya pada
keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih lemah daripada air. Hal ini
disebabkan karena alkohol memiliki tetapan elektrik yang rendah (Suminar, 2010).
V.
Alat
dan Bahan
5.1
Alat
-
Tabung reaksi
-
Pengaduk
-
Bunsen
5.2
Bahan
Etanol
|
1-propanol
|
2-propanol
|
n-butil
alkohol
|
Sek-butil
alkohol
|
Ter-butil
alkohol
|
Fenol
|
Etilen
glikol
|
Kolestrol
|
Resorsinol
|
2-naftol
|
o-kresol
|
Indicator
pp
|
Larutan
NaOH 10%
|
Aseton
|
Reagen
Lucas
|
Asam
sukfat glasial
|
Reagen
Bordwell-Willman
|
Asam
sulfat pekat
|
Larutan
Brom dalam air
|
Larutan
FeCl3 10%
|
Trifenil
karbinol
|
VI. Prosedur Kerja
6.1
Kelarutan
Dimasukkan setengah ml
atau 0,2-0,5 gr dari masing-masing senyawa etanol, n-butil alkohol, ter-butil
alkohol, sikloheksanol, etilen glikol dan fenol (hati-hati) kedalam enam tabung
reaksi.
6.2
Reaksi
dengan Alkali
Dimasukkan setengah ml
atau 0,2-0,5 gr dari senyawa berikut : n-butil alkohol, sikloheksanol, fenol
dan 2-naftol kedalam empat tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml larutan NaOH 10%
ke tiap tabung, kemudian dikocok dan diamati serta cetat hasilnya.
6.3
Reaksi
dengan Natrium
Dimasukkan masing-masing
senyawa 1-propanol, 2-propanol dan o-kresnol (bila o-kresnol berbentuk Kristal maka
dipanaskan agar sedikit melebur) sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan
sepotong kecil logam natrium ke dalam larutan dalam tabung reaksi, dicatat
hasilnya. Ditambahakan indicator pp dan catat hasilnya. Ditambahkan etanol
secukupnya untuk menghilangkan semua natrium yang belum bereaksi lalu dibuang.
6.4
Pengujian
Lucas
Dimasukkan 2 ml reagent
dalam empat tabung reaksi. Ditambahkan 5 tetes alkohol lalu dikocok dan dicatat
waktu yang diperlukan oleh campuran sehingga menjadi keruh menjadi dua lapisan.
Diuji : 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, ter-butil alkohol dan catat
hasilnya.
6.5
Oksidasi
dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
Dimasukkan 1 ml aseton
ke dalam lima tabung reaksi yang berbada. Tiap-tiap tebung ditambakan satu
tetes cairan alkohol atau 10 mg Kristal alkohol yang hendak diuji dan
digoncangkan hingga larutan menjadi jernih. Ditambahkan satu tetes reagent
Bordwell-wellman digoncang, uji alkohol 2-buttanol, ter-buti alkohol, kolestrol
dan trifenil karbinol.
6.6
Reaksi
Fenol dengan Brom
Ditambahkan kedalam
larutan 0,1 gr fenol didalam 3 ml air yaitu air brom sambil digoncang hingga
warna kuning tidak berubah lagi, diamati.
6.7
Reaksi
Fenol dengan Besi (III) klorida
Tiga buah tabung reaksi
yang berbeda dilarutkan satu atau dua Kristal atau 1-2 tetes senyawa yang akan
diuji dalam 5 ml air. Kedalam tiap tabung reaksi teteskan 1-2 tetes besi (III)
klorida, aduk dan amati hasilnya. Uji fenol, resorsinol dan 2-propanol dicatat
hasilnya.
VII.
Permasalahan
1. Pada
uji lucas ketika sampel sudah ditambahkan dengan reagent lucas pada tabung
reaksi diberi sumbat dan sedikit digocang, kemudian sampel yang tidak memisah menjadi 2 lapisan dipanaskan. Apakah fungsi
dari diberikannya sumbat pada tabung reaksi serta untuk apa sampel yang tidak
memisah menjadi 2 lapisan dipanaskan ?
2. Mengapa
pada uji asam kromat sampel harus ditambahakan aseton apakah tidak cukup hanya dengan
menggunakan sampel dan asam kromat saja ? Dan pada setiap tabung reaksi yang
sudah berisikan sampel, aseton dan asam kromat itu dilakukan pengocokan, apa
fungsi pengocokan tersebut ?
3. Pada
uji kelarutan alkohol dan fenol pada video didapatkan bila fenol itu tidak
larut dalam air dan n-heksana akan tetapi jika menurut teori itu seharusnya
fenol ini dapat larut dalam air. Apakah yang menyebabkan hal tersebut dapat
terjadi ? Jelaskan!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Fadillah FAtma dengan NIM A1C118092 akan menjawab permasalahn nomor 1. Tabung reaksi disumbat untuk mencegah terjadinya penguapan pada sampel yang merupakan senyawa alkohol dan kenapa larutan yang tidak memisah tersebut dipanaskan adalah karena untuk mengidentifikasi apakah ia alkohol sekunder, tersier dan fenol tidak hanya dilihat dari perubahan warna yang terjadi namun juga apakah ia bereaksi ketika disuhu ruangan atau disuhu tinggi. Biasanya alkohol tersier menujukkan perubahan warna tanpa pemanasan sedangkan alkohol sekunder bereaksi dengan reagen lucas dengan proses pemanasan terlebih dahulu. Untuk alkohol primer, ia tidak bereaksi dengan reagen lucas.
BalasHapusAssalamualaikum wr wb saya Resa Ovelia Hamsar dengan NIM A1C118034 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Aseton disini berfungsi sebagai referensi, untuk menentukan jenis alkohol ataupun fenol diperlukannya referensi,yaitu apabila senyawa tidak bereaksi (tidak dapat dioksidasi) berarti sampel adalah
BalasHapusalkohol tersier.Pengocokan dilakukan agar reaktan mudah bereaksi dalam sistem tertutup