Senin, 16 Maret 2020

JURNAL PERCOBAAN 5 REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN KETON


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



Hasil gambar untuk logo unja


HESTI NURMELIS (A1C118090)
REGULER A 2018

DOSEN PENGAMPU
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020


PERCOBAAN 5
I.                    Judul : Reaksi-reaksi Aldehid dan Keton
  II.               Hari, Tanggal : Rabu, 18 Maret 2020
 III.            Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah :
1.      Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2.      Dapat memahami reaksi antara aldehid dan keton
3.      Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kiimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
 IV.            Landasan Teori
Aldehin dan keton bersifat polar yang dengan satu ikatan karbonil beserta momen dipol yaitu ikatan rangkap sama oksigen. Dipol memberikan pengaruh terhadap senyawa karbonil yaitu titik didihnya menjadi tinggi dengan berat molekulnya sama pada alkena. Aldehid sama keton gak bisa nyumbangin proton kerena mereka gak punya ikatan hidrogen jadi titik didihnya rendah daripada alcohol walaupun berat molekul sama kaya aldehid dan keton. Karena itu aldehid dan keton itu polar bisa larut dengan sempurna di air
Aldehid dan keton punya gugus kerbonil, jika keton memiliiki dua gugus alkil yang berikatan dengan karbon karbonil, tetapi jika aldehid itu punya satu gugus alkil dan hidrogen. aldehid dan keton sifatnya polar jadi mereka mengalami tarik-menarik dipol-dipol antar molekul karena itu mereka dapat mensolvasi ion (Pudjaatmaka, 1982).
Menurut Fessenden (1992), aldehid dan keton memiliki perbedaan sifat dan strukturnya yaitu :
1.        Aldehid mudah beroksidasi sedangkan keton sulit.
2.        Aldehid lebih reaktif terhadap suatu reagen daripada keton. Karena atom karbonil aldehid tidak dilindungi.
3.        Aldehid jika teroksidasi akan mengahasilkan asam karboksilat dng jumlah atom yang sama berdeda dengan keton. Ini karena keton melakukan pemutusan ikatan dan hasilnya dua iktan asam karboksilat dan jumlah atom nya dari awal keton tadi.
Menurut Prarudyanto (2015), ada beberapa uji untuk mengetahui sifat kimia dari aldehid dan keton, yaitu :
1.        Oksidasi KMnO4, aldehid jika ditetesi dengan KMnO4 maka akan berubah warna menjadi ungu.
2.        Test tollens, oksidasi menggunakan tollens ini untuk mendapatkan asam karboksilat yaitu terbentunya cermin perak.
3.        Tes benedick, aldehid dan keton tidak bereaksi dng benedick
4.        Tes fehling, fehling termasuk ion Cu (II)  direduksi menjadi CuO endapan merah bata
5.        Tes iodoform, dimana meti keton menghasilkan endapan kuning
6.        Tes 2,4 dimetil fenil hidrazil, aldehid dan keton di reaksikan dengan 2,4 DMDH menghasilkan endapan.
Reaksi yang terjadi pada senyawa karbonil adalah reaksi adisi dengan ikatan rangkap karbonil dengan menggunakan nukleofil sebagai pereaksi. Aldehid sama keton yang gak punya gugus besar akan bereaksi sama arutan NaHSO3 menghasilkan senyawa hablur berwarna putih. Hasil adisi jika direaksikan sama asam itu bakal terbentuk senyawa kerbonil kembali, jadi reaksi ini juga bisa memisahkan senyawa karbonil dengan campurannya ( Tim Kimia Organik I, 2016).
  V.          Alat dan Bahan
5.1    Alat
1.    Tabung reaksi
2.    Bunsen
3.    Pengaduk
4.    Corong Hirsch
5.    Erlenmeyer


5.2    Bahan
Pereaksi tollens
Larutan kalium iodide
Larutan perak nitrat 5%
Asetaldehida
larutan NaOH 5% dan 10% dan 1%
Larutan NaHSO3
Larutan amoniahidroksida 2%
Air es
benzaldehid
Etanol
Aseton
HCL pekat
Sikloheksana
Fenilhidrazin
Formalin                              
Methanol
Pereaksi benedick
Dinitrofenilhidrazin
Natrium sitrat
Hidroksilamin
Natrium karbonat
Natriumasetat trihidrat
Aquades
Isopropanol
Larutan CuSO4. 5H2O
3-pentanol
Natrium kalium tastat
2-pentanol
Natrium iodium iodide

iodium

                      
 VI.            Prosedur
6.1     Uji cermin kaca, tollens
1.      Disiapkan 4 tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens
2.      Cara membuat pereaksi tollens adalah disiapkan 2 ml larutan perak nitrat 5% ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 5% ditambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes sambil diaduk.
3.      Diuji benzaldehid, aseton, sikloheksanon dan formalin dengan ditambahkan 2 tetes bahan tersebut ke tabung yang akan diuji
4.      Diaduk campuran dan diamkan selama 10 menit
5.      Bila tidak terjadi reksi, dipanaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit
6.      Diamati apa yang terjadi
6.2     Uji fehling dan benedick
1.      Dimasukkan 5 ml pereaksi benedick kedalam 4 tabung reaksi
2.      Cara membuat pereaksi benedick adalah dilarutkan natrium sitrat 173 gram dan ditambahkan 100 gram natrium karbonat dalam 750 ml aquades diaduk dan disaring lalu kedalam filrat ditambahkan perlahan larutan 17,3 CuSO4. 5H2O dalam 100 ml air, diencerkan hingga volume total 1 liter, atau 5 ml pereaksi fehling yang masih fresh (cara membuat : larutan A = 69 gram CuSO4. 5H2O dalam 1 liter air suling).
3.      Larutan B = 346 gram natrium kalium tartrat atau garam Rochelle dalam larutan NaOH 10%, artinya pereaksi fehling A dan B sama banyak baru dicampur. Kedalam masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes bahan yang akan diuji, ditempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit. Diuji formaldehid, n-heptanaldehid, aseton, dan sikloheksanon.
6.3     Adisi bisulfit
1.      Dimasukkan 5 ml larutan NaHSO3 jenuh ke Erlenmeyer 50 ml dan didinginkan dalam air es, ditambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk. Setelah 5 menit ditambahkan 10 ml etenol untuk kristalisasi, lalu disaring Kristal dengan corong Hirsch.
2.      Diamati apa yang terjadi jika diteteskan beberapa tetes HCl pekat.
6.4     Pengujian dengan feilhidrazin
1.      Dimasukkan 5 ml fenilhidrazin dalam tabung reaksi besar, ditambahkan 10 ml tetes bahan yang akan diuji.
2.      Ditutup tabung raksi dan digunjang denngan kuat selama satu sampe 2 menit hingga mengkristal
3.      Disaring Kristal dengan corong Hirsch, dicuci dengan sedikit air dingin dan rekristalisasi dengan sedikit methanol dan etanol. Dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya. Dilakukan pengujian terhadap benzaldehid dan sikloheksanon.
4.      Dengan cara yang sama, gunakan 2,4-dinitrifenilhidrazin
5.      Dibuat turunan benzaldehid dan sikloheksanon dan ditentukan titik lelehnya.
6.5     Pembuatan oksim
1.      Dilarutkan 10 gram hidroksilamin HCl dalam 1,5 grm natrium asetat trihidrat didalam 4 ml air, didalam Erlenmeyer 50 ml. dipanaskan sampai 35 derajat celcius, ditambahkan sikloheksanon tutub labu dan goncangkan selama 1-2 menit, pada waktu mana zat padat sikloheksanon-oksim akan terbentuk .
2.      Didinginkan labu dalam lemari es, disaring Kristal dengan corong Hirsch, dicuci dengan 2 ml air es, dikaringkan dan ditentukan titik lelehnya.
6.6     Reaksi halofrom
1.      Ditambahkan 5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5%, ditambahkan sekitar 10 ml iodium iodide
2.      Cara pembuatannya dilarutkan 25 gram iodium didalam larutan 50 gram kalium iodide dalam 200 ml air.
3.      Digoncang sampai warna coklat tidak hilang lagi.
4.      Iodofrom yang berwarna kuning akan mengendap dan berbau khas
5.      Diuji pada isopropanol, 2-pentanon, dan 3-pentanon.
6.7     Kondensasi aldol
1.      Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid kepada 4 ml larutan NaOH 1% digoncangkan dan dicatat baunya (sisa asetal dehid). Didihkan campuran reaksi selama 3 menit. Dicatat hati-hati bau tengik dari krotomaldehid
2.      Disusunlah peralatan merefluks. Didalam labu 50 ml tempatkan ml etanol, 1ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5%. Direfluks campran selama 5 menit didinginkan labu dan dikumpulkan Kristal dengan corong Buchner. Bisa dilakukan rekristalisasi dengan etanol
3.      Ditentukan titik lelehnya.
   VII.            Permasalahan
1. Apa fungsi dari dilakukannya pemanasan pada setiap sampel yang akan diuji dengan fehling ? Mengapa pada uji keton dengan menggunakan fehling maupun tollens jika hasilnya tidak bereaksi dengan sampel itulah yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk senyawa keton ? dan reagen apa yang dapat mereaksikan keton?
2.      Mengapa tembaga harus dimasukkan kegabus dan kemudian dibakar lalu di celupkan ke methanol ?
3.   Mengapa pada uji keton dengan menggunakan fehling maupun tollens jika hasilnya tidak bereaksi dengan sampel itulah yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk senyawa keton ? dan reagen apa yang dapat mereaksikan keton?
VIII.            Link video

Selasa, 10 Maret 2020

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI-REAKSI HIDROKARBON


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I


Hasil gambar untuk logo unja



HESTI NURMELIS (A1C118090)
REGULER A 2018

DOSEN PENGAMPU
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020


 VI.            Data pengamatan
a)      Brom dalam karbon tetraklorida
No
perlakuan
hasil
1
Diisi 1 ml alkana kedalam tabung reaksi , ditambahkan 10-15 tetes brom diguncangkan, ditempatkan tabung dalam tempat gelap
Warna tidak mengalami perubahan
2
Diisi 1 ml alkana ditambahkan 10-15 tetes brom diguncang dalam tempat yang disinari matahari
Warna berubah dari kuning menjadi bening
3
Diisi 1 ml eter +10 tetes brom dan diguncang
Terdapat 2 fasa , yang fasa bagian atas berwarna kuning (brom) dan yang dibagian bawah berwarna putih (eter)
4
Diisi 1 ml benzen + 1ml brom, lalu digoncangkan
Terdapat 2 lapisan , lapisan atas berwarna bening dan yang bawah berwarna cokelat

b)      Brom
No
perlakuan
Hasil
1
Benzen dipanaskan 5 menit
Setelah dipanaskan benzen menguap (tidak tersisa dalam reaksi)
2
Benzena + paku dipanaskan 5 menit
Tidak menguap masih tersisa dalam tabung reaksi

c)       Larutan kalium permanganat
No
perlakuan
Hasil
1
Diisi kalium  permanganat + 5  tetes n-  heksana
Ungu tanpa kemerahan
2
Diisi kalium  permanganat + 5  tetes eter
Ungu kemerahan

3
1 ml  benzena +  2 ml   kalium  permanganat
Warna tetap

d)      Asam sulfat pekat
No
Perlakuan
hasil
1
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 ml asam sulfat 10 tetes eter kemudian diguncang
Larutan menjadi warna jingga, dan terasa panas pada saat dikocok
2
Dimasukkan 2 ml H2SO4 + 10 tetes n-heptana , lalu dikocok
Larutan tidak larut sehingga terbentuk 2 lapisan , lapisan atas bening dan lapisan dibawah agak keruh

e)      Asam nitrat
·         Benzena  
No
Perlakuan
Hasil
1
Dicampurkan  asam nitrat  4ml dan benzena 0,5 ml
Mengeluarkan asap
2
Dimasukkan batu didih
Mengeluarkan gelembung
3
Dididihkan campuran
Larutan  berwarna kuning  bening
4
Dituang  larutan kedalam es
Timbul asap dan baerbau menyengat

·         Eter
No
Perlakuan
Hasil
1
Dicampurkan asam nitrat 4ml dengan eter
Timbul gelembung
2
Diberi batu didih dan  dipanaskan
Timbul warna orange  pekat, timbul asap dan bau menyengat
3
Dituang  larutan kedalam es
Larutan kembali berwarna bening  dan bau bayclin

f)       Bahan tak dikenal
No
Perlakuan
hasil
1
Ditambahkan 2 ml zat x + 2ml air kemudian digoncangkan
Terdapat 2 lapisan , lapisan atas minyak jelantah dan bagian bawah air
2
Ditambahkan 2 ml zat  x  + H2SO4 2ml, lalu digoncang
Warnanya berubah menjadi kecoklatan dan baunya tidak sedap
3
Ditambahkan 2 ml zat x + 2 ml klorin diguncangkan
Terdapat 2 lapisan , lapisan atas keruh dan lapisan bawah berwarna kuning

Benzena

1
Ditambahkan 2 ml benzena + 2ml air , kemudian diguncangkan
Terdapat 2 lapisan, lapisan atas lebih keruh dari pada lapisan bawah , dan dibagian atas ada gelembung
2
Ditambahkan 2ml zat benzena + 2ml H2SO4
Terdapat 2 lapisan, lapisan atas bening dan lapisan bawah keruh
3
Ditambahkan 2 ml zat benzen + 2ml kloroform diguncangkan
Terdapat cincin benzena
Terdapat 2 lapisan atas keruh   dan bagian bawah agak keruh.

VII.               Pembahasan
  8.1                 Brom dalam karbon tetraklorida
Uji brom dilakukan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kecepatan laju reaksi senyawa hidrokarbon. Pada percobaan ini degunakan brom dan alkane yaitu heksana. Heksana yang sudah diteteskan brom ditempatkan pada tempat gelap dan terang. Pada tempat gelap reaksi berjalan lambat dan larutan tidak mengalami perubahan warna, sedangkan tabung reaksi yang berisi brom dan heksana di tempat gelap berjalan dengan cepat ini akan menyebabkan terbentuk molekul baru dari terpisahnya partikel yang bertabrakan yaitu HBr, yang  pada awalnya wakrna larutan kuning berubah menjadi bening. Dan pada eter yang diteteskan brom terjadi dua lapisan dimana lapisan pertama adalah brom yang berwarna kuning sedangkan lapisan kedua adalah eter yang berwarna putih. Pada benzene yang diteteskan brom terjadi dua lapisan yang berwarna bening adalah benzene sedangkan lapisan kedua berwarna coklat adalah brom.
  8.2                 Brom
Pada percobaan ini juga digunakan brom dan paku, diamana tabung 1 hanya memanaskan brom saja dan brom tersebut mengalami penguapan sehingga tidak terdapat brom yang tersisa didalam tabung reaksi. Sedangkan pada tabung 2 yang berisi brom dan paku yang dipanaskan tidak terjadi penguapan dan masih terdapat brom didalam tabung.
  8.3                 Larutan kalium permanganate
Pada uji kalium permanganate ini untuk melihat kereaktifan dari n- heksana, eter dan benzene dimana oksidator KMnO4 sebagai katalis. Pada tabung 1 KMnO4 yang ditambahkan n-heksana larutan berwarna ungu tanpa kemerahan, sedangkan pada tabung lain yang dimasukkan KMnO4 dan eter warna larutan berwarna ungu kemerahan dan yang terakhir pada tabung yang diisi KMnO4 dengan benzene larutan tetap berwarna ungu.
  8.4                 Asam sulfat pekat
Pada uji dengan asam sulfat ini untuk melihat alkane dengan ikatan tunggal  masih bisa bereaksi dengan H2SO4 walau dengan jumlah yang sedikit, yang kemudian akan membentuk alkil hidrosulfat dimana ini adalah reaksi pengsulfonatan. Pada tabung yang diisi dengan H2SO4 + eter larutan menjadi berwarna jingga yang apabila dikocok akan terasa panas. Sedangkan tabung yang diisi H2SO4 + heptane ini larutan terbentuk menjadi dua lapisan yang berwarna bening dan keruh.
  8.5                 Asam nitrat
Pada percobaan ini asam nitrat ditambahakan benzene dengan batu didih yang kemudian dipanaskan dan larutan berubah menjadi warna kuning jernih. Kemudian pada saat ditungan ke dalam es maka timbu asap dan berbau menyengat.
Pada percobaan selanjutnya asam nitrat ditambahakan eter plus batu didih ketika dipanaskan larutan menjadi berwarna orange pekat dan menimbulkan bau menyengat, setelah dituangkan ke dalam es larutan kembali menjadi bening dan bau berubah menjadi berbau bayclean.
  8.6                 Bahan tak dikenal
Pada percobaan ini digunakan zat x dan air dimana ketika dircampurkan lalu dikocok terdapat 2 lapisan , lapisan atas ada minyak jelantah dan bagian bawah air, kemudian zat x ditambahkan asam sulfat kemudian di goncangkan warnanya berubah menjadi kecoklatan dan baunya tidak sedap, jika seperti ini zat x tersebut dapat diduga adalah minyak jelantah.
Kemudian zat x kedua ditambahakan air yang kemudian terdapat 2 lapisan, lapisan atas lebih keruh dari pada lapisan bawah , dan dibagian atas ada gelembung, kemudian ditambahakan asam sulfat dan terdapat 2 lapisan, lapisan atas bening dan lapisan bawah keruh. Kemudian ditambahkan klorofrom lalu dikocok terdapat cincin benzena dan terdapat 2 lapisan atas keruh   dan bagian bawah agak keruh. Dapat diidentifikasi bahawa zat x tersebut adalah benzene.

  VIII.          Permasalahan
1.      Mengapa pada uji brom dalam karbon tetraklorida larutan campuran di tempat terang lebih cepat ber reaksi dari pada ditempat gelap yang reaksinya cenderung lambat ?

2.      Mengapa pada uji kalium permanganate dengan ditambahkan benzene warna ungu pada kalium permanganate tidak menghilang ?

3.      Tuliskan reaksi pengsulfonasi pada uji asam sulfat dengan alkane yang digunakan adalah eter dan heptana.

 IX.                 Manfaat
Dapat menambah wawasan mengenai senyawa hidrokarbon baik jenuh, tak jenuh dan aromatic serta dapat mengetahui cara dan teknik pengujian golongan senyawa hidrokarbon.

  X.                   Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan :
1.             Alkane adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal, sedangan alkena alkuna adalah hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap dua dan tiga sedangkan senyawa hidrokarbon aromatic dengan senyawa lingkaran yang terdiri dari enam atom c.
2.             Pada uji brom dalam tetra klorida lebih cepat reaksi berlangsung pada tempat terang sedangkan jika ditempat gelap reaksi berjalan lambat.
3.             Cara dan teknik yang digunakan sesuai dengan senyawa hidrokarbon masing-masing yang akan diuji.

 XI.                 Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Aksara.

Riswiyanto, Siswoyo. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Syamsurizal.2019.Reaksi-reaksi Hidrokarbon.           http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/. Diakses pada 3 Maret 2020.

Syukri. 2005. Kimia Organik 1. Jakarta : Erlangga.

Tim Kimia Organik 1. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi : Universitas Jambi.

XII.                 Lampiran

 
 pengambilan n-heksana

 meneteskan benzena
hasil uji brom dalam karbon tetra klorida
hasil uji bahan tak dikenal

XIII.                 Link Video

JURNAL PRAKTIKUM KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I HESTI NURMELIS (A1C118090) REGULER A 2018 DOSEN PENGAMPU Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M...